IST
Suasana Pengungsi korban Gempa dan Tsunami di Jepang
JAKARTA - Musibah gempa bumi dan tsunami yang melanda Jepang, Jumat lalu (11/3/20011) telah menelan korban Warga Negara Indonesia (WNI).
Direktur Pelayanan Penempatan Pemerintah BNP2TKI, Haposan Saragih mengatakan, hingga saat ini terdapat 10 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) belum bisa dihubungi. ke 10 WNI tersebut tercatat dalam program Goverment to Goverment. Mereka ditempatkan di Prefektur Aomori, salah satu wilayah merah kawasan Tsunami Jepang.
Menurut Haposan, sebelumnya pihak BNP2TKI telah menempatkan sebanyak 25 tenaga kerja yang menjadi perawat dan pengasuh jompo di empat wilayah terparah di Jepang tersebut. Empat wilayahtersebut adalah Prefektur Miyagi, Prefektur Iwate, Prefektur Aomori, dan Prefektur Fukushima.
"Dari empat wilayah merah tersebut kami mencatat ada 25 TKI program G to G BNP2TKI yang ditempatkan di wilayah-wilayah itu. Saat ini, sebanyak 15 orang dari tiga wilayah sudah diketahui keadaannya, namun 10 orang lainnya yang ditempatkan di Aomori belum diketahui keadaannya," ujar Haposan Saragih, Minggu (13/3/2011).
Dijelaskannya, 10 orang WNI yang berprofesi sebagai perawat dan pengasuh pantai jompo tersebut sulit dilacak keberadaannya, lantaran faktor sulitnya akses berkomunikasi. Prefektur Aomori sendiri merupakan satu diantara empat wilayah Jepang yang terkena imbas gempa dan tsunami yang menerjang Jepang beberapa hari yang lalu.
"Kami kesulitan mengontak mereka dan mencari tahu keadaan mereka lantaran proses telekomunikasi susah dilakukan. WNI lain saat ini diketahui selamat dan sebagian masih mendapatkan perawatan di daerah masing-masing. Sepuluh orang di Aomori yang belum diketahui. Mereka itu hanya WNI yang tercatat dalam program G to G saja. yang lainnya saya tidak tahu," ujar Haposan.
0 komentar:
Post a Comment