Kapolsek Cipeundeuy AKP Endang Rachmat tengah menunjukan samurai peninggalan Jepang
Samurai ini dimiliki Ayung Pranata (46) warga Kampung Baru, RT3/1, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Dia mengklaim jika samurai ini adalah warisan turun temurun dari kakeknya Alm H. Jarkasih yang tinggal di Rajamandala, Cipatat, KBB.
Samurai ini terdiri dari 5 bagian. Yang paling panjang berukuran 1,2 meter, yang sedang 80 cm, dan tiga buah seukuran belati. Di samurai yang paling panjang terdapat ukuran seperti lingkaran, bintang, tulisan kanji, dan tertulis angka 1718 yang disinyalir menjadi tahun pembuatan pedang ini dan juga angka 0215418.
Pedang samurai yang panjang cukup lentur sehingga bisa digulung sedangkan yang ukuran sedang bentuk dan ukirannya sama percis dengan samurai yang besar hanya saja ukurannya lebih kecil. Tiga buah belati menurut pemiliknya sudah hilang dari beberapa tahun yang lalu.
"Almarhum kakek saya dulunya deket sama orang jepang bahkan ia dipekerjakan di PJKA dan sempat menjadi kepala stasiun Tagogapu sebelum meninggal pada tahun 79," kata Ayung di Polsek Cipeundeuy, Jumat (11/3/2011)
Saat diserahi samurai antik tersebut, kakeknya berpesan agar ia menjaga samurai tersebut dan kalau ada yang membutuhkan untuk dikasihkan. Selama ini samurai tersebut ia simpan di kamar dan dirawat dengan baik. Kendati begitu selama ini ia tidak pernah mengalami hal-hal mistis terkait dengan barang langka yang dimilikinya itu. Justru ia mengaku saat ini ada kolektor asal Magelang bernama Yudi Prasetyo yang telah menawar samurainya itu dengan harga Rp25 miliar.
"Saya tidak menawarkan samurai ini, namun ada orang yang datang ke saya dan akan mencarikan kolektor yang mau membeli samurai itu seharga Rp25 miliar," tutur Ayung.
Kapolsek Cipeundeuy, AKP Endang Rachmat mengaku terpaksa mengamankan samurai tersebut di Mapolsek untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Bahkan pihaknya pun menginterogasi Ayung terkait dengan banyaknya orang tidak dikenal yang datang ke rumah kontrakannya. Pasalnya banyak laporan dari masyarakat yang menaruh curiga mengingat rumah kontrakan Ayung selalu ramai dikunjungi orang-orang jauh.
Pihaknya pun menanyakan calon pembeli yang datang ke rumah Ayung diantaranya dari Jakarta dan Magelang apakah memang betul akan membeli samurai milik Ayung dengan harga selangit.
"Awalnya warga menaruh curiga dan muncul rumor jika Ayung seorang dukun karena banyak yang datang untuk berobat. Namun setelah anggota saya turunkan ternyata ada beberapa orang kolektor yang datang untuk membeli samurai peninggalan jepang," terangnya.
0 komentar:
Post a Comment