Samarinda - Negara-negara di kawasan Amerika Latin berniat meningkatkan kerjasama bilateral dengan Indonesia. Salah satunya Kuba, yang menawarkan kerjasama pengembangan industri cerutu di Indonesia.
Hal ini dilontarkan oleh Duta Besar Kuba untuk Indonesia Anna Valdez dalam pertamuan 'The 4th Forum For East Asia-Latin America Cooperation (FEALAC) Outreach Program', di Ball Room Hotel Gran Senyiur, Jl ARS Mohammad No 07, Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (18/3/2011).
Anna mengatakan, kedua negara Indonesia dan Kuba, secara potensi memiliki hubungan yang sangat baik dan dapat ditingkatkan sejak zaman Presiden Soekarno yang dikenal cukup bersahabat dengan Presiden Kuba Fidel Castro.
"Secara geografi, Kuba berada di kawasan Karibia. Apabila ada kerjasama baik antar kedua negara, jarak bukan masalah," kata Anna Valdez.
"Belum lagi berbicara cerutu havana yang sudah terkenal di berbagai negara. Indonesia bisa mengembangan industri cerutu agar bisa turut dikenal dunia," terang Anna.
Lebih lanjut Anna mengatakan, negaranya terus meningkatkan dasar-dasar hukum untuk menjamin kenyamanan investasi dari berbagai negara. Ini bisa ikut dipelajari oleh Indonesia.
"Kuba sedang mengembangkan efisiensi ekonomi. Masa depan Kuba tergantung kepada kerjasama ekonomi negara-negara sahabat," tambah Anna.
Sebagai contoh kesuksesan yang dimiliki Kuba, 2 ribu dokter Kuba kini bertugas di Venezuela untuk memenuhi tenaga medis di negara tersebut, menyusul pesatnya pendidikan kesehatan yang menjadi keseriusan pemerintah Kuba.
"Banyak juga dari luar datang ke Kuba, untuk operasi wajah. Tentu itu menjadi keunggulan tersendiri Kuba," sebut Anna.
Dalam pertemuan tersebut, sembilan dari 34 negara anggota Forum For East Asia-Latin America Cooperation (FEALAC), menyatakan keseriusannya untuk meningkatkan kerjasama bilateral dengan Indonesia, melalui pertemuan keempat FEALAC yang digelar di Balikpapan, Kalimantan Timur, 18-19 Maret 2011.
Kesembilan negara itu adalah Chile, Cuba, Equador, Peru, Singaura, Thailand, Vietnam, serta Venezuela. Duta besar dan perwakilan negara masing-masing memaparkan potensi yang dimiliki sebagai tawaran awalan rencana kerjasama.
Pertemuan kali keempat itu sendiri mengambil tema bahasan 'Promoting Trade, Tourism, And Investment Relations Between East Kalimantan Province and FEALAC Member Countries' atau Promosi Perdagangan, Turis, dan Hubungan Kerjasama Investasi antara Provinsi Kalimantan Timur dengan Negara-negara Anggota FEALAC.
Duta Besar Ekuador Eduardo Calderon, juga mengungkapkan keunggulan tersendiri yang dimiliki negaranya. Melalui hubungan Indonesia dan Ekuador yang berjalan cukup baik dalam 3 tahun terakhir, Eduardo mengharapkan dapat terus ditingkatkan.
"Ekuador, terkenal dengan buah pisang. Ke depan kami menginginkan penjajakan kerjasama lebih jauh mengenai pengelolaan buah pisang karena konstruksi tanah di Kaltim yang cukup baik untuk tanaman buah pisang," jelas Eduardo.
Sedangkan Staf Ahli Gubernur Kalimantan Timur Sulaiman Gafur di sela pertemuan tersebut mengatakan, negara-negara Amerika Latin, saat ini tengah melihat Asia untuk meningkatkan kerjasama, khususnya Kalimantan Timur.
"Seperti pengembangan UKM, pendidikan, pertanian, perdagangan. Amerika latin berkomitmen meningkatkan kerjasama tentunya disertai kepentingan bisnis," kata Sulaiman.
"Kaltim tentu saja dalam hal ini masih melihat-lihat sekira apa yang dapat dikembangkan menjadi kerjasama Kaltim dengan negara-negara tersebut yang difasilitasi Kementerian Luar Negeri," ujar Sulaiman.
FEALAC, berdiri sejak 2001 lalu kini terdiri dari 34 negara (16 dari negara Asia Timur,18 dari Amerika Latin) antara lain Indonesia, Australia, Brunei, Kamboja, RRC, Jepang, Korea Selatan, Laos, Malaysia, Myanmar, serta Selandia Baru.
0 komentar:
Post a Comment