Dari angka tersebut, hanya 20.000 orang yang mendapat perawatan intensif di rumah sakit kejiwaan. Menurut Trilastiti Widowati SPKj, Direktur RSJ Amino Gondo Utomo Semarang, data tersebut didapat dari jumlah pasien yang ditangani RSJ se-Jawa Tengah, baik rawat inap maupun rawat jalan.
"Yang tidak ditangani mestinya juga banyak. Misalnya yang keluyuran di jalan-jalan itu. Kalau itu kami tidak tahu datanya," kata Trilastiti Widowati.
Tidak adanya pengetahuan keluarga mengenai gangguan kejiwaan menyebabkan penderita tidak memperoleh pengobatan. Selain itu, sebagian besar penderita gangguan kejiwaan masuk kategori masyarakat miskin sehingga mereka selalu urung memberikan pengobatan yang layak karena tidak ada biaya.
Berdasarkan data dari RSJ Amino Gondo Utomo, penderita gangguan jiwa tersebut, beberapa di antaranya hanya dipasung atau dikurung di kamar karena ketiadaan biaya dan minimnya pengetahuan kerabat penderita.
"Kami akan mencoba jemput bola untuk pasien seperti itu. Namun sayangnya anggaran untuk itu sangat besar. Dan kami tidak memiliki biaya untuk itu," urai Widowati.
Saat ini, RSJ Amino Gondo Utomo merawat lebih dari 10.000 penderita gangguan jiwa yang sebagian besar pengguna Jamkesmas dan Jamkesda.
Sekitar 10.000 pasien tersebut, ada yang rawat inap, rawat jalan, dan ada pula yang putus pengobatan di tengah jalan.
0 komentar:
Post a Comment