foto: Thinkstock
Chika Nishiyama, peneliti dari Kyoto Prefectural University mengungkap hal itu setelah mengamati sekitar 11.000 kasus serangan jantung di Osaka. Pengamatan tersebut dilakukannya tahun 2005-2007, sehingga melewati beberapa kali pergantian musim.
Pada serangan jantung yang terjadi setelah mandi air hangat, angka kejadiannya 10 kali lebih tinggi ketika musim dingin dibandingkan musim hangat. Artinya serangan jantung setelah mandi air hangat lebih sering terjadi ketika cuaca dingin, saat banyak orang ingin menghangatkan diri.
Selain mandi air hangat, aktivitas lain yang paling banyak dilakukan orang sebelum mengalami serangan jantung adalah tidur. Olahraga justru menempati urutan ketiga dengan hanya 0,5 persen, lebih sedikit dibandingkan mandi atau berendam dengan air hangat.
Selengkapnya, berikut ini peringkat beberapa aktivitas yang dilakukan orang sebelum mengalami serangan jantung menurut penelitian tersebut, seperti dikutip dari Dailymail, Selasa (26/4/2011).
Aktivitas | Persentase (%) |
Tidur | 22 |
Mandi air hangat | 9 |
Bekerja | 3 |
Olahraga | 0,5 |
Lain-lain | 65,5 |
Selain angka kejadiannya lebih banyak, serangan jantung juga lebih rentan terjadi setelah mandi air hangat daripada setelah olahraga jika dilihat dari durasinya. Dengan durasi yang sama, 54 dari 10 juta orang mengalami serangan jantung setelah mandi air hangat, sementara hanya 10 dari 10 juta orang mengalaminya setelah olahraga.
Meski belum bisa dipastikan hubungan dan mekanismenya, Nishiyama menduga mandi air hangat dalam cuaca dingin menyebabkan tekanan darah turun drastis. Akibatnya fungsi jantung berkurang secara mendadak lalu mengalami gangguan atau serangan jantung.
"Ada baiknya melakukan pendegahan dengan menghindari berendam di air hangat saat cuaca dingin, terutama bagi orang-orang yang memang punya masalah dengan jantung," tulis dalam laporannya yang dimuat di jurnal Resuscitation.
0 komentar:
Post a Comment