UUD TILANG

UUD TILANG
Tabel Denda Pelanggaran Lalu Lintas

Wednesday, 25 July 2012

10 Momen Istimewa Harry Potter


Tujuh seri. Delapan film. Sepuluh tahun. Di setiap filmnya, kisah petualangan Harry Potter seringkali memuat menit-menit di mana banyak momen yang mengagumkan terjadi.
Tujuh seri. Delapan film. Sepuluh tahun. Semenjak memulai petualangannya di layar lebar lewat Harry Potter and the Sorcerer’s Stone (2001), franchise Harry Potter telah berhasil merebut jutaan hati penonton film dunia – bahkan mereka yang sama sekali belum pernah membaca novel masterpiece karangan J. K. Rowling tersebut – sekaligus menjadikan Harry Potter sebagai salah satu franchise terbaik, termegah dan paling disayangi yang pernah ada di industri film dunia.
Memilih sepuluh momen terbaik dalam sebuah franchise yang berisikan delapan film jelas bukanlah sesuatu hal yang mudah dilakukan. Di setiap filmnya, kisah petualangan Harry Potter seringkali memuat menit-menit di mana banyak momen yang mengagumkan terjadi. Pun begitu, sepuluh momen Harry Potter berikut dipilih bukan karena hanya mengagumkan, namun juga menjadi momen-momen dimana Harry Potter berhasil membuktikan bahwa jalan ceritanya memang memiliki daya tarik magis yang begitu kuat sehingga mampu membuat setiap orang merasakan ikatan emosional terhadap franchiseini.
10. First Kisses [Harry Potter and the Goblet of Fire (2005)] – [Harry Potter and the Deathly Hallows - Part 2 (2011)]
Ahhh… apalah arti tumbuh dewasa dan menjadi seorang remaja tanpa mampu terlibat dalam sebuah jalinan kisah percintaan. Dan hal tersebut juga tidak terkecuali bagi seorang Harry Potter (Daniel Radcliffe).  Terlibat dalam berbagai kekacauan yang sering mengancam hidupnya, Harry kemudian menemukan dirinya berada dalam sebuah momen yang lebih membingungkan lagi ketika ia jatuh hati dengan gadis cantik bernama Cho Chang (Katie Leung), seorang gadis yang baru saja mengalami kejadian tragis dengan diringgal mati oleh sang kekasih, Cedric Gregory (Robert Pattinson) pada Harry Potter and the Goblet of Fire. Sebuah kisah cinta yang cukup rumit bagi sebuah ciuman pertama.
Tidak hanya Harry, dua sahabat Harry, Ronald Weasley (Rupert Grint) dan Hermione Granger (Emma Watson) juga akhirnya menyerah pada perasaan mereka dan saling berciuman untuk mengungkapkan rasa suka mereka satu sama lain pada Harry Potter and the Deathly Hallows – Part 2. Suatu hal yang sebenarnya telah lama ditunggu-tunggu oleh banyak penggemar Harry Potter. Di film yang sama, Harry juga menemukan dirinya telah berpindah hati dari ciuman pertamanya, dan memulai kisah percintaan yang lebih serius lagi dengan Ginny Weasley (Bonnie Wright). Pretty romantic, isn’t it?
09. The Tri-Wizard [Harry Potter and the Goblet of Fire, 2005]
Dalam Harry Potter and the Goblet of Fire, Harry Potter secara mengejutkan terpilih untuk mengikuti sebuah kompetisi tahunan yang sebenarnya belum boleh diikuti oleh murid seusia dirinya. Tentu saja, Tuan Dia-Yang-Tak-Boleh-Disebut-Namanya terlibat dalam masalah ini! Harry sendiri mampu membuktikan bahwa ia dapat bersaing dalam kompetisi tersebut, menangani setiap rintangan dengan baik dan mampu mencegah kekalahan yang prematur atas dirinya terhadap Tuan Dia-Yang… errr… Voldemort.
Secara visual sendiri, berbagai kompetisi yang ditampilkan dalam The Tri-Wizard mampu digarap sutradara Mike Newell dengan sangat baik. Babak final The Tri-Wizard, dimana empat kompetitor yang tersisa bersaing untuk memenangkan perlombaan tersebut dalam jebakan sebuah labirin, mampu memberikan rasa penasaran dan greget yang besar gterhadap setiap penontonnya. Ini masih ditambah dengan keberhasilan Newell dalam menggarap emosi cerita secara mendalam, khususnya ketika salah satu kompetitor Harry Potter, Cedric Gregory (Robert Pattinson sebelum menemukan dirinya terjebak dalam dunia The Twilight Saga), tewas akibat kekejaman Voldemort.
08. Dementors’ Terror [Harry Potter and the Prisoner of Azkaban, 2004]
Sayang, Alfonso Cuarón hanya diberikan satu kesempatan untuk mengarahkan franchise Harry Potter. Padahal, lewat arahannya yang diberikan pada Harry Potter and the Prisoner of Azkabanfranchise ini berubah drastis dari sebuah seri film yang ditujukan kepada pangsa pasar penonton muda menjadi sebuah seri yang mungkin akan terlalu menakutkan untuk disaksikan para penonton muda.
Salah satu titik paling menakutkan dalam Harry Potter and the Prisoner of Azkaban adalah ketika para Dementor melakukan penyisirannya di dalam kereta api Hogwarts Express. Seperti yang diketahui banyak orang, kedatangan Dementor selalu saja menyisakan rasa takut terhadap orang-orang yang berada di sekitarnya. Lewat arahan Cuarón, hal ini berhasil ditangkap dengan sempurna lewat tampilan visual yang moody dan begitu mencekam. Sebuah titik turning point bagi franchise Harry Potter untuk kemudian tampil dengan teror psikologis yang lebih mendalam dan jalan cerita yang lebih mencekam.
07. Dolores Umbridge vs. the World [Harry Potter and the Order of the Phoenix, 2007]
Salah satu alasan mengapa Dolores Umbridge tampil sebagai salah satu karakter villainpaling memorable di franchise Harry Potter tentu saja adalah karena Nona Umbridge adalah satu-satunya villain yang terlihat menggemaskan dengan pakaian berwarna merah muda-nya. Hal tersebut dan teror yang ia gelar untuk seluruh warga Hogwarts — termasuk dengan memecah belah para murid dan memberikan hukuman yang sangat berat bagi mereka yang mendukung Harry Potter dan menentang perkataannya — membuat Dolores Umbridge begitu dibenci oleh banyak orang. Untung kemudian Fred dan George Weasley (James dan Oliver Phelps) mampu memberikan sebuah pelajaran tersendiri bagi ego Umbridge yang begitu besar!
Jelas, tanpa bantuan aktris sebrilian Imelda Staunton mungkin karakter Dolores Umbridge dapat saja tampil komikal dan kurang mengesankan. Staunton merupakan faktor utama mengapa Dolores Umbridge dapat terlihat begitu kejam dan tanpa belas kasihan namun secara meyakinkan juga tetap membuat setiap orang akan menahan senyum ketika melihat dirinya berada dalam setiap adegan.
06. …And the Story Begins [Harry Potter and the Sorcerer's Stone, 2001]
Kembali ke seri awal Harry PotterHarry Potter and the Sorcerer’s Stone, dimana Dumbledore (Richard Harris), Professor Minerva McGonagall (Maggie Smith) dan Rubeus Hagrid (Robbie Coltrane) mengantarkan seorang bayi yang baru saja selamat dari sebuah teror yang telah merenggut kedua orangtuanya ke rumah satu-satunya saudara yang bayi tersebut miliki. Sang bayi, yang kemudian akan dikenal dengan nama Harry Potter, kemudian akan mengalami lebih banyak teror, baik dari keluarga yang merawat dirinya hingga menempuh bertahun-tahun perjalanan untuk akhirnya menghadapi pembunuh kedua orangtuanya.
Momen ketika Dumbledore, McGonagall dan Hagrid mengantarkan bayi Harry Potter agar menjalani sebuah kehidupan manusia yang layak sebelum akhirnya menempuh pendidikannya di Hogwarts menjadi begitu monumental sebagai bagian pembuka dari kisah kehidupan penuh magis yang nantinya akan banyak ditemui dalam franchise Harry Potter.
05. Meet Tom Riddle [Harry Potter and the Half-Blood Prince, 2009]
Seperti halnya Harry Potter sebelum ia menjelma menjadi salah satu penyihir yang paling dikenal di dunia sihir, Voldemort awalnya hanyalah seorang bocah penyendiri bernama Tom Riddle. Dalam Harry Potter and the Half-Blood Prince, Dumbledore (Michael Gambon) memperkenalkan Harry Potter dengan Tom Riddle (Hero Fiennes-Tiffin), wujud Voldemort sebelum ia menjadi salah satu karakter sihir yang peling ditakuti.
Adegan pembukaan masa lalu Voldemort ini sendiri mampu digarap oleh David Yates dengan penceritaan dan gambar yang begitu gloomy, namun tidak akan ada yang menyangkal bahwa permainan akting Hero Fiennes-Tiffin sebagai Tom Riddle-lah yang menjadi kunci kesuksesan adegan tersebut hingga menjadi sebuah adegan yang begitu kelam dan sangat memorable bagi penontonnya.
04. Avada Kedavra! [Harry Potter and the Order of the Phoenix, 2007]
Bellatrix Lestrange (Helena Bonham Carter) untuk pertama kalinya muncul dalam Harry Potter and the Order of the Phoenix dan terus menerus mencuri perhatian para penggemar franchise tersebut sesudahnya. Penampilan eksentrik dan kekejamannya yang mampu menyaingi Voldemort membuat Bellatrix begitu ‘mempesona.’ Salah satu adegan yang melibatkan dirinya dan menjadi salah satu momen paling istimewa dalam franchise Harry Potter adalah dalam adegan klimaks Harry Potter and the Order of the Phoenix yang berjalan selama 20 menit.
Apa yang diinginkan dari oleh penggemar Harry Potter akan kehadiran lebih banyak adegan yang menegangkan dalam franchise tersebut terangkum dengan sempurna: adegan kejar mengejar antara Harry Potter dan pasukan Voldemort, Dumbledore yang berhadapan langsung dengan Voldemort serta Avada Kedavra!, sebuah sihir yang dilancarkan oleh Bellatrix Lestrange yang akhirnya menewaskan salah satu orang yang paling disayangi oleh Harry Potter.
03. The Final Battle of Hogwarts [Harry Potter and the Deathly Hallows - Part 2, 2011]
Mungkin merupakan momen yang paling ditunggu semenjak franchise Harry Potterdimulai pada satu dekade silam. Voldemort dengan tingkat kesabarannya yang semakin menipis akhirnya memutuskan untuk membawa pasukannya menuju Hogwarts, dimana banyak pendukung Harry Potter yang sedang bersiap untuk melawan dirinya berkumpul dan bersatu. Jelas bukan suatu hal yang mudah bagi Voldemort untuk mengalahkan mereka. Professor McGonagall yang biasanya terlihat tenang bahkan mampu mengeluarkan mantra terbaiknya untuk melindungi Hogwarts dan para muridnya.
Tergarap dengan baik dan mampu memuaskan seluruh penggemar Harry Potter, adegan peperangan yang terjadi di Hogwarts antara kelompok Voldemort dan pendukung Harry Potter menjadi epik tersendiri yang menjadikan Harry Potter and the Deathly Hallows – Part 2 sebagai bagian kisah final yang mampu menutup franchise Harry Potter dengan begitu sempurna.
02. The Past of Severus Snape [Harry Potter and the Deathly Hallows - Part 2, 2011]
Bagi banyak orang, Severus Snape (Alan Rickman) tak lebih hanyalah seorang pengkhianat! Begitu liciknya Snape, ia rela menjual informasi yang diberikan oleh Dumbledore pada Voldemort. Snape bahkan menjadi dalang terbunuhnya Dumbledore, bahkan ketika Dumbledore meyakini bahwa Snape adalah salah satu orang yang layak ia percayai.
Namun semua pandangan tersebut berubah dalam adegan sepanjang 15 menit yang termuat di Harry Potter and the Deathly Hallows – Part 2. Setelah dirinya dikhianati oleh Voldemort, Severus Snape kemudian menugaskan Harry Potter untuk mengambil air matanya untuk dianalisa lewat pensieve – sebuah alat magis yang dapat menganalisa masa lalu. Lewat bantuan pensieve, akhirnya Harry Potter mengetahui masa lalu Severus Snape, bagaimana kesetiaannya terhadap Dumbledore tidak pernah berubah semenjak dahulu kala dan bagaimana ia mengambil andil terhadap perlindungan Harry Potter selama ini. Momen dramatis yang sekaligus akan mampu menempatkan Snape sebagai karakter yang paling dicintai di sepanjang franchise ini.
01. Dumbledore’s Death [Harry Potter and the Half-Blood Prince, 2009]
Momen krusial dalam petualangan Harry Potter sebelum ia melawan Voldemort. Momen yang semakin meyakinkan Harry Potter bahwa ia harus berjuang agar orang-orang yang berada di sekitarnya tidak menderita akibat kekejaman Voldemort. Momen dimana orang-orang mengetahui siapa Severus Snape sebenarnya (setidaknya sebelum mereka menonton Harry Potter and the Deathly Hallows – Part 2). Serta momen yang akhirnya memicu pertempuran final antara kebaikan melawan kejahatan.
David Yates menggarap momen ini dengan begitu kelam serta memberikan Voldemort sebuah momen Gandalf sehingga penonton menjadi begitu antusias untuk menyambut apa yang akan terjadi di seri final franchise Harry Potter.

Sumber: Peneroka.com, Penulis: AMIR SYARIF SIREGAR

0 komentar:

Post a Comment

Pages