Setahun lalu, sebuah majalah musik bergengsi Rolling Stones Indonesia (RSI), edisi Desember 2009, menggelontorkan polling ‘150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa’, hasilnya lagu Bongkar (Swami) menempati puncak alias di urutan paling atas dari 149 lagu lainnya yang masuk nominasi polling tersebut. Setahun berikutnya, topik ini kembali mengemuka menjadi diskusi menarik di Forum Apresiasi Musik Indonesia (Formasi) terkait dipilihnya lagu Bongkar di urutan pertama sebagai lagu terbaik sepanjang masa yang diselenggarakan oleh majalah musik bergengsi tersebut.
Sebagian besar komentar dalam diskusi terbuka di Facebook Formasi mempertanyakan kesahihan hasil polling tersebut yang dalam penilaiannya antara lain banyak melibatkan wartawan dan pengamat musik senior. Di sini komentator juga mempertanyakan kredibilitas RSI yang dianggap sebagai majalah musik paling bergensi dalam pembuatan polling tersebut, ada apa ini di balik semua? Jangan-jangan ada penyusupan kepentingan ideologi atau doktrin tertentu secara terselubung lewat bahasa musik, mengingat RSI itu tak lain dari kepanjangan tangan majalah musik asing. Sepele memang, tapi itu tetap harus kita waspadai, mengingat saat ini ada kekuatan-kekuatan asing yang mulai bekerja dan bergerilya ingin menggerogoti ketahanan kebudayaan kita lewat penyusupan ideologi-ideologi tertentu dengan kedok budaya musik popular.
Kembali ke soal lagu Bongkar. Salah satu argumentasi yang dikemukakan salah seorang dewan jurinya atas terpilihnya lagu Bongkar di urutan nomor satu. Karena lagu ciptaan Iwan Fals dan sawung Jabo ini dianggap mampu mewakili kenyataan sosial alias mencerminkan realitas kondisi Indonesia saat ini, yang kemudian menjustifikasikannya lagu bertemakan kritik sosial tentang ketidakadilan penggusuran dan pembongkaran ini sebagai lagu Indonesia terbaik sepanjang masa. Akankah cerita dari balik lirik lagu Bongkar ini menjadi nyanyian mewakili kenyataan sosial yang akan terus bergema sepanjang masa?
Terkait dengan lagu-lagu bertemakan kritik sosial. Selain Bongkar, kalau mau jeli sebetulnya juga banyak lagu-lagu kritik sosial yang tak kalah kritis dan popular di telinga masyarakat Indonesia yang tematik liriknya mencerminkan dan mewakili kenyataan sosial, sebut saja diantaranya, Rayap-Rayap (Mogi Darusman), Pungli (Benyamin S), Tikus-Tikus Kantor (Iwan Fals), Perahu Retak (Franky Sahilatua) atau Gosip Jalanan (Slank).
Di mana nyatanya juga mewakili kenyataan sosial saat ini. Dikemanakan lagu tersebut oleh RSI, diabaikan, terlupakan, dilewatkan, atau tidak masuk hitungan. Sementara lagu-lagu tersebut yang liriknya bercerita tentang korupsi, kasus suap dan penyalagunaan ini hingga kini menjadi menjadi keprihatinan kita semua. Sekaligus sebagai sebuah fakta yang tidak terbantahkan. Akankah cerita dari balik lirik lagu-lagu tersebut menjadi nyanyian mewakili kenyataan sosial yang juga akan terus bergema sepanjang masa?
Secara pribadi, penulis tidak setuju bila lagu-lagu tersebut harus dipilih sebagai urutan utama atau diletakkan sebagai urutan paling atas yang mewakili realitas sosial sebagai lagu terbaik sepanjang masa. Penulis – mungkin kita semua sebagai rakyat Indonesia – tidak bisa membayangkan apa jadinya negeri tercinta kita ini bila potret atau cerita lirik lagu tersebut sebagai sebuah realitas yang menjadi catatan perjalanan sejarah bangsa paling autentik sepanjang masa. Hancurlah negeri ini, di mana ketidakadilan, korupsi, kasus suap, dan penyalagunaan kekuasaan sebagaimana yang tersirat dalam lirik-lirik lagu tersebut menjadi nyanyian lagu terbaik yang bergema sepanjang masa sebagai kenyataan sosial.
Kita butuh lagu-lagu bernada kritik sosial sebagai sebuah momentum dalam menyikapi kondisi sosial saat itu, tapi kita tidak menginginkan lagu-lagu tersebut sebagai lagu terbaik sepanjang masa yang mewakili kenyataan sosial, sebagaimana yang dilansir majalah musik bergengsi RSI. Untuk itu majalah sekredibel RSI perlu dipertanyakan kredibiltasnya dalam menyajikan informasinya. Terutama terkait dengan 150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa.
Dalam kondisi sosial politik seperti saat ini yang sedang mengalami krisis multidimensional, yang kita harapkan dan butuhkan adalah nyanyian kemesraan, seperti lagu Kemesraan ciptaan Franky & Jhonny Sahilatua. Atau lagu-lagu bertemakan sejenis Kemesraan – apapun lagunya itu – sebagai lagu ketentraman jiwa menjadi nyanyian lagu terbaik sepanjang masa yang pada akhirnya mampu mewakili kenyataan sosial sepanjang masa.
Kemesraan ini janganlah cepat berlalu... Kemesraan ini ingin kukenang slalu... Hatiku damai tenteram bersamamu...
Mas Franky, smoga cepat sembuh dan sehat seperti sediakala, kita rindu nyanyian kemesraanmu!
Monday, 27 December 2010
Home »
PENGETAHUAN
» Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa Adalah Bongkar
0 komentar:
Post a Comment