Obby terpaksa nginep untuk pertama kalinya dirumah pacarnya Iyes. Sebenarnya orang tua Iyes tidak mengizinkan Obby untuk menginap, berhubung pada malam itu hujan deras, ya mau bilang apa lagi. Lagipula ada 1 kamar kosong, kamar tukang kebun yang sedang mudik kekampung.
Ibu: "Yes, kamu jangan pernah mau berhubungan badan dengan pria walaupun ia adalah pacarmu sebelum kalian resmi menikah!"
Iyes: (hanya bisa mengangguk)
Untuk mengantisipasi segala kejadian, si Ibupun memutuskan untuk tidur bersama Iyes. Keesokan harinya, sang ibu memanggil Iyes kehalaman depan.
Ibu: "Yes, iyeess!..."
Iyes: "Ada apa Bu??..."
Ibu: "Nak Obby udah bangun blom? Ibu mau minta tolong untuk tebangin cabang pohon yang ada didepan supaya enggak ganggu ke genteng tetangga."
Iyes: "Iya Bu, ntar Iyes panggilkan, kayaknya sich udah bangun."
Setelah sepuluh menit berlalu, baru akhirnya Obby muncul dengan mengenakan sarung. Setelah mendapat penjelasan dari "Calon Mertua" dengan sigap ia memanjat pohon tersebut. ternyata dibalik kain sarungnya Obby tidak memakai celana dalam lagi sehingga terlihatlah belalainya oleh "calon mertua"nya.
Ibu langsung mencari Iyes yang sedang membuat kopi didapur.
Ibu: "Yess, sebisa mungkin kamu jangan sampe nikah ama Obby."
Iyes: "Emang kenapa Bu?"
Ibu: "Pokoknya jangan!!! Ibu kasian sama kamu."
Iyes: "Kenapa sich Bu?"
Ibu: "Itunya...., besar banget Nak.
Iyes: "Ohhh, itunya Bu..." (Jawab Iyes sambil senyum-senyum.)
Ibu: "Kenapa kamu senyum-senyum Yess???"
Iyes: "Enggak apa-apa Bu..., udah Iyes coba koq tadi. ngePas koq Bu..."
Ibu: Hah… (si ibu kaget) anak Sinting….."?!!??!!??!!??"
Obby terpaksa nginep untuk pertama kalinya dirumah pacarnya Iyes. Sebenarnya orang tua Iyes tidak mengizinkan Obby untuk menginap, berhubung pada malam itu hujan deras, ya mau bilang apa lagi. Lagipula ada 1 kamar kosong, kamar tukang kebun yang sedang mudik kekampung.
Ibu: "Yes, kamu jangan pernah mau berhubungan badan dengan pria walaupun ia adalah pacarmu sebelum kalian resmi menikah!"
Iyes: (hanya bisa mengangguk)
Untuk mengantisipasi segala kejadian, si Ibupun memutuskan untuk tidur bersama Iyes. Keesokan harinya, sang ibu memanggil Iyes kehalaman depan.
Ibu: "Yes, iyeess!..."
Iyes: "Ada apa Bu??..."
Ibu: "Nak Obby udah bangun blom? Ibu mau minta tolong untuk tebangin cabang pohon yang ada didepan supaya enggak ganggu ke genteng tetangga."
Iyes: "Iya Bu, ntar Iyes panggilkan, kayaknya sich udah bangun."
Setelah sepuluh menit berlalu, baru akhirnya Obby muncul dengan mengenakan sarung. Setelah mendapat penjelasan dari "Calon Mertua" dengan sigap ia memanjat pohon tersebut. ternyata dibalik kain sarungnya Obby tidak memakai celana dalam lagi sehingga terlihatlah belalainya oleh "calon mertua"nya.
Ibu langsung mencari Iyes yang sedang membuat kopi didapur.
Ibu: "Yess, sebisa mungkin kamu jangan sampe nikah ama Obby."
Iyes: "Emang kenapa Bu?"
Ibu: "Pokoknya jangan!!! Ibu kasian sama kamu."
Iyes: "Kenapa sich Bu?"
Ibu: "Itunya...., besar banget Nak.
Iyes: "Ohhh, itunya Bu..." (Jawab Iyes sambil senyum-senyum.)
Ibu: "Kenapa kamu senyum-senyum Yess???"
Iyes: "Enggak apa-apa Bu..., udah Iyes coba koq tadi. ngePas koq Bu..."
Ibu: Hah… (si ibu kaget) anak Sinting….."?!!??!!??!!??"
Ibu: "Yes, kamu jangan pernah mau berhubungan badan dengan pria walaupun ia adalah pacarmu sebelum kalian resmi menikah!"
Iyes: (hanya bisa mengangguk)
Untuk mengantisipasi segala kejadian, si Ibupun memutuskan untuk tidur bersama Iyes. Keesokan harinya, sang ibu memanggil Iyes kehalaman depan.
Ibu: "Yes, iyeess!..."
Iyes: "Ada apa Bu??..."
Ibu: "Nak Obby udah bangun blom? Ibu mau minta tolong untuk tebangin cabang pohon yang ada didepan supaya enggak ganggu ke genteng tetangga."
Iyes: "Iya Bu, ntar Iyes panggilkan, kayaknya sich udah bangun."
Setelah sepuluh menit berlalu, baru akhirnya Obby muncul dengan mengenakan sarung. Setelah mendapat penjelasan dari "Calon Mertua" dengan sigap ia memanjat pohon tersebut. ternyata dibalik kain sarungnya Obby tidak memakai celana dalam lagi sehingga terlihatlah belalainya oleh "calon mertua"nya.
Ibu langsung mencari Iyes yang sedang membuat kopi didapur.
Ibu: "Yess, sebisa mungkin kamu jangan sampe nikah ama Obby."
Iyes: "Emang kenapa Bu?"
Ibu: "Pokoknya jangan!!! Ibu kasian sama kamu."
Iyes: "Kenapa sich Bu?"
Ibu: "Itunya...., besar banget Nak.
Iyes: "Ohhh, itunya Bu..." (Jawab Iyes sambil senyum-senyum.)
Ibu: "Kenapa kamu senyum-senyum Yess???"
Iyes: "Enggak apa-apa Bu..., udah Iyes coba koq tadi. ngePas koq Bu..."
Ibu: Hah… (si ibu kaget) anak Sinting….."?!!??!!??!!??"
Obby terpaksa nginep untuk pertama kalinya dirumah pacarnya Iyes. Sebenarnya orang tua Iyes tidak mengizinkan Obby untuk menginap, berhubung pada malam itu hujan deras, ya mau bilang apa lagi. Lagipula ada 1 kamar kosong, kamar tukang kebun yang sedang mudik kekampung.
Ibu: "Yes, kamu jangan pernah mau berhubungan badan dengan pria walaupun ia adalah pacarmu sebelum kalian resmi menikah!"
Iyes: (hanya bisa mengangguk)
Untuk mengantisipasi segala kejadian, si Ibupun memutuskan untuk tidur bersama Iyes. Keesokan harinya, sang ibu memanggil Iyes kehalaman depan.
Ibu: "Yes, iyeess!..."
Iyes: "Ada apa Bu??..."
Ibu: "Nak Obby udah bangun blom? Ibu mau minta tolong untuk tebangin cabang pohon yang ada didepan supaya enggak ganggu ke genteng tetangga."
Iyes: "Iya Bu, ntar Iyes panggilkan, kayaknya sich udah bangun."
Setelah sepuluh menit berlalu, baru akhirnya Obby muncul dengan mengenakan sarung. Setelah mendapat penjelasan dari "Calon Mertua" dengan sigap ia memanjat pohon tersebut. ternyata dibalik kain sarungnya Obby tidak memakai celana dalam lagi sehingga terlihatlah belalainya oleh "calon mertua"nya.
Ibu langsung mencari Iyes yang sedang membuat kopi didapur.
Ibu: "Yess, sebisa mungkin kamu jangan sampe nikah ama Obby."
Iyes: "Emang kenapa Bu?"
Ibu: "Pokoknya jangan!!! Ibu kasian sama kamu."
Iyes: "Kenapa sich Bu?"
Ibu: "Itunya...., besar banget Nak.
Iyes: "Ohhh, itunya Bu..." (Jawab Iyes sambil senyum-senyum.)
Ibu: "Kenapa kamu senyum-senyum Yess???"
Iyes: "Enggak apa-apa Bu..., udah Iyes coba koq tadi. ngePas koq Bu..."
Ibu: Hah… (si ibu kaget) anak Sinting….."?!!??!!??!!??"
0 komentar:
Post a Comment