UUD TILANG

UUD TILANG
Tabel Denda Pelanggaran Lalu Lintas

Wednesday, 4 April 2012

The Raid Film Indonesia yang Mendunia


ilusfilm

FILM  The Raid menoreh sejarah baru pada industri film Indonesia. Bukan hanya dengan meraih begitu banyak  penghargaan internasional , tetapi karena film produksi Merantau Films ini, pemutaran perdananya serentak di seluruh bioskop di Indonesia, Australia, Kanada dan Amerika Serikat Jumat, 23 Maret 2012.
Penggarapan scoring music film The Raid yang rilis wilayah Amerika Utara, Amerika Latin dan Spanyol,  melibatkan musisi papan atas dunia, Mike Shinoda dari Linkin Park yang banyak menggarap scoring music film Hollywood, serta  Joseph Trapanese komposer berbakat yang menggarap film Walt Disney Tron: Legacy di tahun 2010.
Sementara untuk pemutaran di Indonesia dan wilayah di luar distribusi Sony Pictures Worldwide Acquisition (SPWA), scoring music ditangani  komposer muda berbakat Fajar Yuskemal dan Aria Prayogi yang pernah menangani film Merantau.Dan, grup musik indie asal Bandung, Sigmun, didaulat mengisi soundtrack film The Raid.
Sebelum beredar di bioskop Indonesia,  The Raid yang diproduksi tahun 2011 telah mendulang beragam penghargaan bergengsi di kancah perfilman internasional, seperti Cadillacs People’s Choice Award di Toronto International Film Festival 2011 dan The Best Film sekaligus Audience Award di Jameson Dublin International Film Festival 2012. The Raid juga ikut serta dalam Festival Film Sundance 2012 dan menjadi salah satu karya yang paling disukai panitia Sundance.
Rencananya The Raid akan diremake oleh Screen Gems, perusahaan film asal Amerika yang membeli hak film ini dari Merantau Films.
The Raid yang dibintangi Iko Uwais,  Yayan Ruhiyan, Ray Sahetapy, Donny Alamsyah, Pierre Gruno dan atlet Judo Indonesia, Joe Taslim, serta bintang lainnya, digarap sutradara Gareth Huw Evans yang menyutradarai film Merantau, menceritakan sebuah perjalanan 20 orang anggota pasukan khusus dalam menjalankan misi menangkap seorang bandar narkoba yang sangat kejam, dan menyetir usahanya itu dari  sebuah gedung 30 lantai.
Tempat itu   tak tersentuh aparat dan menjadi sarang penjahat. Misi dari tim yang mayoritas anggotanya orang baru itu tidak berjalan mulus. Karena  mereka harus berjuang melewati setiap lantai demi menyelesaikan misi dan tentunya bertahan hidup dari serangan penjahat sadis. Maka, adegan laga yang penuh dengan kekerasan pun tergambar dengan apik.
“Tapi film The Raid bukan sekadar film yang menampilkan adegan laga, melainkan jugat mengajarkan kita akan semua kekuatan sebuah perjuangan, bertahan hidup dan melihat kebenaran berposisi di dunia sekarang,” ujar Gareth Evans, yang juga menulis skenario The Raid.
Banyak keunggulan di film ini, yang membuatnya sangat layak untuk ditonton. Penggarapan yang begitu apik dan rapi membuat adegan demi adegan sangat runtun, ditambah lagi   pengambilan gambar yang sangat baik dipadu dengan editing sempurn.
Selain itu, The Raid juga dilengkapi dengan olahan koreografi martial art, yang menuai decak kagum dari para juri dan penonton di berbagai festival film internasional, karena adegan laga yang disuguhkan tak sekadar bak bik buk atau tembak-menembak. Maka, mata penonton pun tak dibuat lelah. (Anggara/dms)

0 komentar:

Post a Comment

Pages